Senin, 26 Agustus 2013

Pengalaman pribadi yang lucu dan gokill

semua orang pasti mempunyai pengalaman pribadi dari yang susah, senang, bahagia, lucu. tak ada orang yang pastinya tidak mempunyai sebuah pengalaman. kali ini gemsschool memposting pengalaman pribadi yang sangat luca lumayan lah buat ngobatin rasa galau atau segala yang berhubungan dengan penyakit hati (bukan organ tubuh lo ya....)

Yapssss.... cekidots


KALAHKAN PARA SINGA NAIK TINGKAT JADI MONYET
Matahari menyinari bumi terlihat tidak seperti biasanya, hawa panas seakan – akan ingin membakar kulitku yang sudah hitam, langit biru juga tampak merajai pada siang itu, gumpalan awan yang seperti permen kapuk di langit terlihat tidak ada sama sekali, apakah itu dampak pemanasan global atau hanya perasaaan ku saja yang akan menghadapi para singa – singa kelaparan yang tidak makan selama Sembilan bulan sepuluh hari.
Di halaman castel megah tempat ku berdiam diri dan merenung, aku terlihat sok sibuk menyiapkan perlengkapan untuk bertahan hidup (Bahasa Kunonya Jelajah atau berkemah). Satu persatu barang keperluan seperti kopyah yang telah di duduki gajah dan sarung yang bernama Lutung KaSarung dan banyak lagi barang, aku buang kedalam tas modern yang bernama karung. kemudian aku memeriksa lagi isi dari tas itu sambil melihat waktu yang terasa lebih cepat satu abad lebih satu detik dari biasanya.
Setelah selelsai pengecekan dan barang – barang telah dibuang saatnya untuk berangkat. Sebelum berangkat aku melakukan toss dan kiss bye kepada pangeran yang bernama Supri. Setelah melakukan ritual itu aku mengambil sepotong ubi rebus dan memakanya sambil berlari, seperti kucing yang mencuri ikan pindang. Baru sampai 1 meter dari castel terdengar ada email masuk dari sebuah batu ternyata  Supri memberiku sebuah pesan di batu yang berisi “ wahai adik atau kudaku yang kuat jikalau engkau masih hidup jangan lah engkau kembali kesini karena rumput rumput di halaman telah kau makan semua kau tahu kan bahwa jika rumput habis kau akan makan pecahan kaca kalau kau kembali kau akan ku beri nama kuda lumping, tapi kusarankan agar kau tetap hidup karena hutang pulsamu masih belum terbayar”.
“Wah, ternyata supri sangat perhatian kepada ku” ucapku dalam hati.
Tetapi ada yang aneh dalam pesan itu di balik halaman pesan itu tertulis sebuah tulisan yang berisikan tulisan yang bertuliskan “jika sudah sampai  jangan lupa beli beras 10kg, Mie goreng 1 kerdus, gula 5kg. pakai uangmu dulu”. Setelah mengerti tulisan dibalik halaman surat itu aku langsung memakan batu itu hidup hidup tanpa ku kunyah.
Tempat castel dan wilayah perkemahan itu sangat lah jauh mungkin hanya 5 langkah dari rumah rintangan rintanganya sangatlah sulit yaitu hutan belantara atau jalan raya, sungai sungai yang dalam atau selokan, bukit bukit yang tinggi atau gundukan pasir pasir para penjual kebutuhan bangunan. Entah berapa lama aku berjalan yang pasti sangat melelahkan.
Sampai di sana baru aja aku ingin duduk tiba tiba terdengar aungan singa tanda para peserta berkumpul. Disana kami dibentuk sebuah keompok kecil untuk kelompok ku semua adalah kawanan burung elang mungkin dalam kelompok hanyalah aku yang termasuk burung perkutut. Setelah perkumpulan itu, kami di suruh para singa agar untuk mempertunjukkan penampilan yang heboh, kelompok kami bingung mau menampilkan apa salah satu anggota kelompok kami yang bernama pancoko, tapi di panggil ucok mengeluarkan ide gilanya yaitu menampilkan sebuah drama yang judulnya sangat aneh yaitu si manusia setengah kera yang di mana nanti aku sebagai orang peran pendukung yang hanya mondar mandir panggung dan hanya bicara “ya” dan “tidak” dengan nada yang gagap.
“kenapa mesti begini aku pun juga ingin terkenal dan dilihat banyak orang dengan gagah dan keren terutama dilihat oleh banyak regu cewek” ucapku dalam hati yang tertusuk padi.
Tapi setelah pementasan kelompoku, pemikiran dan perkiraan ku salah banyak regu cewek yang mendatangiku dan berkata “kenapa penampilan kamu belum minum pil ya “, “wah, jadi bintang gagap nih” dalam hati aku hanya berucapkan kata “kurang ajar awas, nanti jika saat masuk sekolah aku engga akan contekin pr ku ke kamu”.
Waktu menujukan pukul lima sore saatnya peserta untuk menaruh barang di tenda dan bisa beristirahat sebentar. Sambil beristirahat kami melakukan suatu permainan di tenda yaitu permainan yang entah apa namanya tapi yang pasti namanya tic tac to kalau di jaman modern. sampai pukul 6 waktunya kami untuk melaksanakan sholat maghrib. Setelah sholat maghrib peserta melaksanakan api unggun di lapangan. Satu demi satu acara kami lewati dan waktu sudah larut kira kira jam sepuluh waktunya kami untuk tidur. Baru saja memejamkan mata ada salah satu temanku yang bernama Sule (kami memanggilnya sule karena hidungnya ndelesep) tiba tiba dengan mulusnya melancarkan gas beracun yang baunya amboi amboi seperti habis makan pete dan jengkol. Tak ada adegan yang lebay kami langsung mencoba keluar tenda tapi tidak bisa karena tendanya kecil dan hanya berpintu satu dengan wajah yang mau sekarat terkena gas beracun. Kami pun pasrah, dan segera tidur.
Mungkin hanya satu jam aku tidur tak lama kami dibangunkan oleh panitia. Semua wajah peserta terlihat seperti kerbau yang mengantuk. Tak lama datang seorang guru yang bernama pak sucipto, bagiku pak sucipto adalah buyutnya singa, sudah terlihat dari raut mukanya dari jambannya pun sudah terlihat seperti singa. Pak sucipto bersandiwara tapi yang aku dengar ialah “jika kalian mengantuk kalian boleh tidur”, tanpa bosa basi aku langsung masuk tenda untuk tidur. Tapi salah satu panitia membangunkanku lagi karena pak Sucipto berkata “jika kalian mengantuk kalian boleh tidur tetapi setelah tugas ini”. Dengan wajah seperti semut aku kembali dalam barisan ku kembali, setelah kejadian tadi pak sucipto mengira aku kesurupan. Tak lama panitia maju untuk mengumumkan tugas yaitu mengambil bendera di berbagai tempat tersembunyi dan kami hanya dibekali pengetahuan analisis sebuah cerita dimana sebuah cerita itu nanti adalah petunjuk tempat disembunyikanya bendera itu. Kelompok kami mendapatkan bagian bendera warna coklat dan kami di bagikan sebuah cerita yang berjudul kancil manjat pohon kelapa, tapi disaat aku melihat kelompok yang lain sepertinya ceritanya sangat mudah untuk di pecahkan, tapi untuk cerita kelompok ku ini benar benar membingungkan. Tak beberapa lama tim yang menjadi rival kami yaitu tim anak singa sudah memecahkankan teka teki. tiba tiba temanku yang bernama jono berkata
“ini mah gampang banget, kan judulnya kancil naik pohon kelapa, jadi kita nanti naik pohon kelapa terus ngambil bendera di pohon kelapa udah deh..!!!”.
tapi kami tidak sepenuhnya percaya pada perkataanya karena sikap jono yang selalu bertingkah seperti anak autis stadium lima.
“tapi kan si kancil engga bisa manjat pohon sahut” ucok, “kan si kancil cerdik jadi bisa manjat” sahut juga sule,
“ya udah lah kita pakai saran nya jono meski aku agak engga setuju” sahut aku.
Kami pun berangkat menuju tempat dimana ada pohon kelapanya. Sampai di pohon kelapa kami tidak menemukan bendera coklat menancap.
“Mending ada salah satu dari kita yang manjat pohon kelapa ini” ucap jono,
“berarti kamu yang harus manjat jon” sahut aku,
“maaf aku engga bisa manjat pohon kelapa gimana kalo hompimpa”, ucap jono. Mendengar kata hompimpa aku langsung manjat pohon karena jika hompimpa jono, sule dan ucok pasti menang karena bagiku mereka mengerti apa yang ingin ku keluarkan mereka bagaikan dedy cobuzier. Tak ada omongan tak berarti aku langsung mengeluarkan jurus monyet naik pohon kelapa. Belum sampai tengah tengah aku terjatuh dari pohon kelapa itu. lalu aku terbangun dari kasur tanah nan kasar itu. dan berpikiran logis
“sebentar dari judul dari cerita kancil ingin buah kelapa tapi kancil tidak bisa manjat kelapa dengan kemampuan cerdik kancil pastinya kancil hanya mencari buah kelapa yang di jatuhkan oleh pemilik pohon kelapa jadi jika kita umpamakan kita sebagai kancil dan buah kelapa adalah bendera warna coklat itu jadi kita hanya mencari buah kelapa yang di jatuhkan” ucapku setelah terbangun.
Teman teman ku hanya bengong entah pembicaraanku connect ke otak mereka yang pasti aku menyuruh mereka mencari bendera di tumpukan buah kelapa. Setelah lama kami mencari bendera di tumpukan buah kelapa kami mendapatkanya.
Akhirnya kami mendapatkanya, kami segera kembali ke perkemahan dengan cepat seperti seorang superhero flash. Sampai di sana kami belum melihat satu pun regu yang ada hanya para singa betina yang menunggu regu-regu.
“mana bendera kalian cepat sekali padahal kalian berangkat paling belakangan” ucap singa betina yang bernama kak vina,
langsung saja aku memberikan bendera dan berkata dengan sok keren “kami memang sekelompok anak autis tak berbakat yang dianggap rendah seperti anak pecundang tapi ngat bahwa kami adalah sang monyet yang mengalahkan anak singa itu”.
tak beberapa kemudian tim anak singa telah selesai melaksanakan tugas lalu mereka melihat kita sambil mengejek kami.
“Wah rupanya masih disini si autis autis ini dan masih menyelesaikan teka teki apa butuh kami bantu mengerjakanya hahahahaha” ucap salah satu dari mereka.
“tidak usah, lagian kami sudah menyelsaikan teka tekinya dan sudah memberikan bendera coklat ke panitia” ucapku dengan tenang.
Akhirnya mereka pergi dengan perasaan GR karena kami yang telah selesai menyelesaikan  tugas. Setelah semua regu berkumpul kami semua beranjak untuk tidur.
Waktu menunjukan pukul setengah lima pagi waktunya kami melakukan sholat shubuh berjamaah. Selesai ini kami diperbolehkan untuk bersih diri. Setelah selesai waktunya makan makan “ye…..!!!!!”. Selesai makan kami mulai pada acara puncak yaitu pemilihan regu terbaik. Meski kami menang dalam tugas saat malam hari belum tentu kami menjadi regu terbaik. Beberapa pengumuman penghargaan di rebut oleh regu anak singa. Hilang sudah harapan kami menjadi regu terbaik. Tapi disaat pak sucipto mengumumkan regu terbaik pak sucipto mengatakan regu monyet. Kami tak sadar jika kami menjadi regu terbaik karena regu monyet adalah sebutan kami untuk kumpulan anak autis seperti kami.
“Regu monyet silahkan maju ke depan” ucap pak sucipto.
 “hei anak anak autis kalian dipanggil kalian jadi regu terbaik kali ini kalau tidak mau kami yang akan merebutnya”. Ucap sala satu anak singa
Dengan wajah manis, sok keren, lebay, alay, dan sedikit selebrasi jungkir balik dan meroda kami kegirangan karena tidak menduga menjadi regu terbaik. Aku segera maju dan mengambil piala sebagai penghargaan setelah bersalaman dan foto foto aku berniat berlari menghampiri teman teman se-autisan ku tapi sampai sedikit lagi aku tersandung batu dan ‘crakk!!’ piala itu menjadi dua potongan jadi kami foto dengan piala yang terbelah menjadi dua bagian. Sungguh pengalaman yang menyenangkan



nahh gimana ceritanya asik kannn terima kasih yaa udah baca tetap di gemsschool yaa bye byeeee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar